Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Peran Membangun Kemerdekaan Sejati
Oleh: Neni Isnaeni, S.Pd.
Saat ini kita telah memasuki bulan Agustus. Bulan di mana kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan segenap perjuangan darah dan air mata. Masyarakat lebih banyak mengenal kemerdekaan itu lepas dari belenggu penjajahan fisik dari Belanda, Jepang, dan negara lainnya. Lepas dari penindasan peluru, bom yang meluluh lantakkan, kerja rodi, serta diangkutnya berbagai hasil bumi ke negara penjajah. Kemerdekaan Indonesia 80 tahun lalu diperoleh dengan cara berdarah-darah menggunakan bambu runcing dan aneka perjuangan lainnya.
Makna kemerdekaan seyogyanya lebih luas. Kemerdekaan bukan semata kita memproklamirkan diri bebas dari penjajahan fisik negara luar melalui peperangan yang dahsyat. Tetapi, lebih dari itu, kemerdekaan adalah bagaimana segenap rakyat Indonesia bisa hidup makmur tanpa penindasan, sejahtera, serta mampu mencukupi segala kebutuhan hidupnya termasuk pemenuhan terhadap pangan. Yang selama penjajahan tidak dapat dinikmati karena diangkut ke negara penjajah dan hal-hal lainnya yang terjadi di dalam negeri.
Sejarah di ruang kelas sekolah seyogyanya membahas tentang bagaimana peran intelektualitas dan pengetahuan bisa membawa Indonesia pada gerbang kemerdekaan sejati. Pembahasan sejarah mengenai hal itu tidaklah tanpa memiliki maksud, tapi ingin menunjukan bahwa pengetahuan memiliki peranan penting dalam kemerdekaan.
Undang-undang Dasar dengan lantang menyatakan bahwa negara Indonesia memang telah sampai pada gerbang kemerdekaan. Namun setelah 80 tahun berlalu, rakyat Indonesia tak pernah benar-benar merasakan kemegahan sebuah kemerdekaan. Jangankan sebuah kemegahan, rakyat Indonesia masih banyak yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan di tengah hamparan tanah subur yang terbentang.
Kemerdekaan tidaklah cukup hanya diperjuangkan sampai gerbang memproklamirkan saja. Para generasi pengisi tetap harus berjuang membangun kemerdekaan agar tak hanya menjadi cerita usang tanpa esensi, tetapi dapat berdiri megah dengan makna yang sesungguhnya. Hingga kemegahannya menjadi kedaulatan sejati bagi rakyat Indonesia.
Saat ini rakyat Indonesia di berbagai daerah masih sulit memenuhi kebutuhan pangan untuk bertahan hidup. Hal itu terjadi salah satunya akibat keterbatasan pengetahuan mengolah sumberdaya alam yang ada di sekitar mereka. Ditambah kondisi iklim global yang semakin tidak bersahabat. Oleh karena itu dibutuhkan ilmu pengetahuan dan pemahaman ilmiah untuk mengolah sumberdaya alam dengan tepat.
Hal ini menjadi tugas para generasi saat ini agar mau belajar dan tak bosan mencari pengetahuan. Sehingga Indonesia bisa mencapai swasembada dan memperoleh solusi dari permasalahan di bidang pangan dan bidang lainnya di masa kini dan masa depan.
Saat ini banyak anak bangsa yang sudah mempelajari tentang teknologi dan digitalisasi pertanian untuk membangun ketahanan pangan. Namun jumlahnya masih tidak merata. Sehingga alangkah lebih baik jika setiap putra daerah mau mengenal karakteristik daerahnya. Serta mempelajari sains untuk meningkatkan potensi yang ada di sekitarnya terutama dalam bidang pangan dan sumberdaya alam.
Sumberdaya alam Indonesia adalah sebuah anugerah. Dengan bentang alam yang luas, berada di garis khatulistiwa serta hasil bumi yang melimpah dan beragam. Menjadi sebuah potensi dan keniscayaan bahwa kemakmuran pangan itu di depan mata. Namun hal ini juga bisa menjadi ujian. Jika rakyatnya tak mampu mengolahnya secara bijaksana tanpa memperhatikan kontinuitas di masa depan.
Pengetahuan terhadap sains dan teknologi menjadi hal krusial dalam menangani masalah pangan. Bukan hanya soal mengetahui teknologi cara memilih bibit, mengolah tanah, pemuliaan tanaman serta cara mengolah hasilnya. Tetapi juga pengetahuan tentang bagaimana cara mengatur distribusi ketersediaan pangan dari panen ke panen. Menjaga kondusifitas lingkungan agar membentuk ekosistem yang berkelanjutan, dan inovasi teknologi yang ramah terhadap mahluk hidup dan lingkungan.
Sebuah negara tidak akan benar-benar berdaulat jika kebutuhan pokok masih sulit terpenuhi dan bergantung pada negara lain. Sehingga perlu adanya sinergi antara negara, institusi pendidikan dan generasi muda dalam mengembangkan pengetahuan sains dan teknologi yang ramah terhadap keberlanjutan ekosistem. Sehingga ketersediaan pangan tak pernah terputus hingga generasi-generasi selanjutnya. Dan kemerdekaan sejati berupa ketersediaan pangan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia dapat tercapai. ***
jl.cimurah No.336 Karangpawitan Garut 44182 | |
TELEPON | (0262) 444473 |
smpn1karpaw@gmail.com |
Tinggalkan Komentar