Kenapa Dunia Berubah?
Karya: Sifa Haq Fauziah, S.Pd
Rasanya kemarin aku masih berlarian
Bermain petak umpet bersama teman-temanku
Rasanya kemarin ku dengar suara ibuku memanggilku pulang
Senyumnya yang khas, suaranya yang lembut, terasa tak asing di telingaku
Aku berlari menghampirinya
Wangi masakan ibu menyeruak di hidungku
Wangii…, sedapp…,
Aku makan dengan lahap
Makanan yang rasanya tidak akan aku temukan di restoran bintang lima manapun
Ibu terlihat cantik
Pipinya kemerahan, rambutnya tebal hitam, kulitnya kencang. Tersenyum melihatku makan dengan lahap..
Lalu… Ayah pulang
Terlihat Lelah, tapi senyumnya tak pernah hilang
Memelukku dan makan bersamaku
Kini di hadapanku ada ayah ibuku bercanda dan tertawa bersama,
Indah …
Ku kira itu baru kemarin
Nyatanya waktu demikian melesat, meninggalkan segala yang ada
Lalu hari ini aku lebih dewasa
Mempunyai hidupku sendiri
Berat, sungguh berat
Lelah, badanku lemas
Aku rindu ayah ibuku
Dengan segala cerita bersama mereka
Pulang…
Aku putuskan pulang…
Menemui mereka di rumah kecil dengan bau khas yg menyegarkan memori masa kecilku…
Ternyata dunia berubah…
Waktu berlalu begitu cepat…
Kulihat wajah teduh ibu yang sudah tua… Kerutan wajahnya terlihat jelas… Tapi senyum hangatnya tetap menghangatkan hatiku…
Di sudut ruangan.. Di kursi usang itu ayah duduk depan Tv yang juga tersenyum menyambut ku…
Wajah gagahnya hilang tergerus waktu… Kini terlihat ayah sudah tua… Badannya tak sesegar dulu… Kurus… Dengan garis-garis keriput di wajahnya rambutnya sudah memutih semua…
Sedih…
Waktu berlalu begitu cepat…
Takut…
Takut karna aku yang telah menjadi ibu tetap membutuhkan ibu…
Aku yang telah memiliki anak… Tetap merindukan nasehat ayah…
Ibu… Ayah…
Aku mungkin tidak bisa memutar waktu… Tapi aku mohon tetaplah sehat dan bersamaku lebih lama lagi…
Karna sejahat apapun dunia ini padaku… Asal ada kalian, duniaku akan selalu baik-baik saja…
Semoga…
(2025)
Sedih jika tentang “Ibu dan Bapak”, semoga panjang umur Ibu…Bapak…
Tinggalkan Komentar