Dongeng
Oleh: Reni Nurhayati
Sebagai negara dengan khazanah budaya yang beragam, Indonesia memiliki banyak cerita rakyat. Baik dalam bentuk mitologi ataupun dongeng. Dari cerita Purbasari dan Purbararang hingga dongeng Malin Kundang, dari Buta Ijo sampai kisah Danau Toba.
Sebuah cerita perlahan-lahan akan sirna jika tidak dilestarikan. Pelestarian yang dimaksud adalah kita melindungi dan menjaga cerita rakyat. Agar nilai-nilai luhur seperti budaya yang terkandung di dalamnya, baik yang bersifat menghibur maupun mendidik dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. Sehingga cerita-cerita rakyat tersebut tetap hidup dan lestari dalam masyarakat penuturnya.
Pesatnya perkembangan zaman dan beragamnya kesibukan yang dialami hingga tak lagi menceritakan dongeng kepada anak-anak. Hal itu jika tidak diiringi upaya preventif dan represif pelestarian akan membuat cerita rakyat termasuk dongeng mengalami kepunahan. Tak lagi dikenal sebagai cerita pengantar tidur menarik syarat filosopi. Tak lagi ada dalam hati anak-anak.
Kita dapat bercermin kepada negara-negara Eropa. Yang mana dongeng di Eropa masih hidup dan berkembang digemari anak-anak hingga orang dewasa. Bentuknya tak melulu cerita dalam bentuk tulisan. Tapi berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Seperti animasi, gambar-gambar epic, digunakan sebagai gambar pada aneka barang, dll. Lihatlah bagaimana Disneyland yang menjadi daya tarik luar biasa wisatawan untuk aneka hiburan dan permainan. Bagaimana kastil-kastil peninggalan sejarah yang ada kaitannya pula dengan cerita dongeng menjadi bangunan heritage dan dilindungi serta menjadi tempat wisata dunia yang menarik.
Dongeng-dongeng di Eropa masih hidup dan berkembang. Dari Putri Salju hingga Sinterklas. Dari Princes hingga Mermaid. Ketika kita mencari di google dengan kata kunci rumah labu, rumah pohon, rumah jamur, kastil, kurcaci, dll. Terpampang aneka gambar dan bentuk karya lainnya yang demikian menarik, epic, dan unik. Hal itu terjadi dan digunakan bahkan tak hanya di negara asalnya, tapi hingga ke mancanegara.
Dongeng memiliki hubungan yang kuat dengan budaya lokal atau kepercayaan masyarakat pada suatu daerah. Karena banyak berkisah tentang alam semesta, manusia pertama, asal mula nama daerah, manusia sakti, dan kondisi alam.
Fungsi dongeng sebagai pembentuk karakter masyarakat. Di mana dalam dongeng terdapat nilai-nilai kehidupan yang dapat dipetik untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai hiburan, banyak orang yang suka, menikmatinya sebagai sebuah hiburan dan kesenangan baik dari segi isi cerita, maupun dalam membawakannya. Dongeng juga sebagai pengikat persaudaraan para pemiliknya karena dongeng seringkali berasal dari daerah tertentu. Sebagai warisan budaya lokal berperan membentuk budaya di kehidupan masyarakat masyarakat. Sebagai identitas daerah.
Kegiatan mendongeng, baik membaca, praktik mendongeng dan mendengarkannya, maupun mengembangkannya dengan aneka bentuk seperti tontonan animasi, digunakan sebagai gambar dalam barang merupakan upaya pelestarian sekaligus ajang bermain yang menyenangkan. Kita dapat memilih bentuk pelestarian dan hiburan tersebut sesuai dengan kondisi yang ada. Menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan anak.
Sebagai warisan budaya Nusantara dongeng wajib dilestarikan. Dan menjadi cerita yang hidup dalam keseharian anak-anak. Mengenal aneka tokoh dan karakter di dalamnya. Menyerap saripati filosopi hidup dari cerita berbudaya tersebut.
Percayalah, dari cerita yang ada bertahun lalu. Kita dapat mengambil pelajaran untuk hidup di masa depan. Dari dongeng menjadi karakter untuk bekal menghadapi aneka tantangan. Jika Eropa saja mampu, mengapa Indonesia yang kata akan khazanah cerita dongeng dengan jumlah anak-anak yang demikian banyak tidak bisa? ***
jl.cimurah No.336 Karangpawitan Garut 44182 | |
TELEPON | (0262) 444473 |
smpn1karpaw@gmail.com |
Tinggalkan Komentar