Model Caladi Sebagai Upaya Meningkatkan Literasi
Di SMPN 1 Karangpawitan
Garut (05-07-2025). Dr. Budi Suhardiman, M.Pd. merupakan pegiat literasi Garut yang sosoknya dikenal demikian menginspirasi. Saat ini, ia yang pernah menerima penghargaan Kepala Sekolah Berprestasi tersebut menjabat sebagai pimpinan SMPN 1 Karangpawitan. Sesuai motto yang senantiasa menyatu dengan dirinya, “Di mana Budi bertugas, di sanalah literasi digagas”. Demikian pula yang dilaksanakan di sekolah yang beralamat di Jl. Cimurah No. 336 Karangpawitan tersebut.
Literasi identik dengan membaca dan menulis, sebagai dasar untuk kegiatan selanjutnya. Aneka literasi dalam berbagai bidang, seperti finansial, hukum, kebudayaan, bagaimana menjadikan civil society yang baik, perlu diawali dengan membaca dan menulis yang baik pula, demikian kata Budi.
Di SMPN 1 Karangpawitan, guna mewujudkan sekolah yang kaya akan kegiatan membaca dan menulis. Menjadikan literasi tak sebatas hobi, tapi kebutuhan dan aktivitas rutin dengan mewujudkan karyanya. Bagi seluruh civitas akademika, baik siswa maupun guru Budi menerapkan Model Caladi.
Caladi merupakan kependekan dari contohkan, ajak, lakukan, dorong, dan internalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pertama, Budi selalu mencontohkan kegiatan literasinya. Ia telah menulis belasan buku, dan buku terbarunya yakni “Kepingan-Kepingan Pendidikan yang Berserakan” dan “Deep Learning dan Implementasinya dalam Pembelajaran” baru saja terbit beberapa waktu lalu.
Yang kedua, sebagai pimpinan pun, mengajak seluruh warga sekolah dengan aneka pemahaman mengenai manfaat membaca dan menulis: memberikan pengetahuan baru, dikenal publik, menjadi penghantar untuk aneka kesuksesan lainnya, dll. Begitupun dengan aneka propaganda baik melalui kebijakan seperti kegiatan rutin setiap hari Rabu, poster, banner, spanduk, lomba literasi, dsb.
Ketiga, yakni lakukan. Tidak semata contoh dan ajakan, kegiatan literasi perlu dilakukan oleh setiap warga sekolah dengan kegiatan nyata. Seperti terwujudnya website sekolah “Berkarsa” (Berita Karangpawitan Satu), yang menghimpun aneka tulisan dari mulai sastra, opini, berita, sosok berprestasi, dan rubrik lainnya. Mencanangkan majalah cetak, serta adanya buku bunga rampai bersama baik siswa maupun guru.
Keempat, dorong. Budi senantiasa mendorong siswa dan guru untuk berliterasi. Memberikan informasi-informasi kegiatan, menyuruh menulis berbagai karya, merekomendasikan aneka buku untuk dibaca, dll.
Yang kelima internalisasikan. Kegiatan literasi membaca dan menulis diharapkan dapat diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi kegiatan rutin yang lahir dari motivasi internal setiap siswa dan guru. Menjadi ruh yang memberi warna baru bagi sekolah.
Model Caladi sebagai upaya meningkatkan literasi di SMPN 1 Karangpawitan, telah mewujud dalam berbagai kegiatan dan karya nyata sebagaimana disebutkan di atas.
“Saya yakin dengan Model Caladi yang diterapkan, para siswa, guru dan lulusan akan semakin cerdas, bermartabat, dan memiliki soft skill membaca dan menulis,” terangnya.
Pada akhirnya semoga Model Caladi dapat terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi yang lainnya. *** (FT)
Tinggalkan Komentar