Literasi Sains dan pengembangan teknologi

Pembuatan Pupuk Organik Kompos dari Eceng Gondok di Lingkungan Sekolah SMPN 1 Karangpawitan

LAPORAN PRAKTIKUM

Pembuatan Pupuk Organik Kompos dari Eceng Gondok

Nama              : Avika Khairunnisa

                          Ayunda Noviyanti

                          Bisma Mustari

                          Cindy Novianti

                          Dapa Putra  Pratama

                         Fanesa Restiani

Kelas               : VIII B

1. Nama Kegiatan

Pembuatan Pupuk Organik Kompos dari Eceng Gondok di Lingkungan Sekolah SMPN 1 Karangpawitan

• Tahapan Kegiatan
• Pengamatan Lingkungan

Mengamati banyaknya eceng gondok di area sekitar sekolah, terutama di saluran air sawah.

• Pengumpulan Bahan

Mengambil eceng gondok yang sudah tumbuh liar, meniriskan air, dan memotongnya menjadi bagian kecil.

• Pencampuran Bahan Kompos

Eceng gondok dicampur dengan bahan lain seperti tanah, dedak, dan aktivator (EM4 atau MOL).

• Fermentasi/ Pengomposan

Campuran dimasukkan ke dalam wadah atau lubang kompos, kemudian ditutup dan dibiarkan 2–3 minggu sambil dibalik setiap 3–4 hari.

• Pengamatan Perubahan

Mengamati warna, bau, suhu, dan tekstur bahan selama proses berlangsung.

• Pemanenan Kompos

Kompos siap panen ketika berwarna coklat gelap, tidak berbau busuk, dan bertekstur remah.

• Situasi Lingkungan

Lingkungan sekitar SMPN 1 Karangpawitan berada di area persawahan yang menggunakan pupuk kimia secara intensif. Di saluran air sawah, pertumbuhan eceng gondok sangat cepat, sehingga menimbulkan masalah seperti menutup permukaan air dan mengganggu aliran.

4. Tantangan

• Eceng gondok mengandung banyak air sehingga proses pengeringan cukup lama.
• Siswa awalnya belum terbiasa dengan proses pembuatan kompos.
• Bau bahan organik saat awal pencampuran cukup menyengat.
• Membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk fermentasi.

5. Aksi yang Dilakukan

• Membersihkan eceng gondok dari saluran air sekitar sekolah sebagai bentuk peduli lingkungan.
• Memotong eceng gondok agar lebih cepat terurai.
• Menambahkan aktivator (EM4/MOL) untuk mempercepat proses pengomposan.
• Melakukan pembalikan kompos secara rutin untuk memperbaiki aerasi.
• Mencatat perubahan setiap minggu sebagai bagian dari proses penelitian sederhana.

6. Hasil Penelitian

• Setelah 2–3 minggu, eceng gondok berubah menjadi kompos berwarna coklat gelap.
• Bau busuk sudah hilang dan digantikan aroma tanah segar.
• Kompos memiliki tekstur remah dan ringan.
• Kompos dinilai layak digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman sayuran di kebun sekolah.
• Siswa memahami bahwa limbah tanaman air dapat didaur ulang menjadi pupuk yang berguna.

7. Tindak Lanjut

• Menggunakan kompos untuk memupuk tanaman di kebun sekolah seperti cabai, kangkung, dan tomat.
• Mengajak siswa membuat jadwal rutin pembersihan eceng gondok di lingkungan sekolah.
• Mengembangkan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan.
• Membuat poster edukasi tentang manfaat kompos dari eceng gondok.

8. Kesimpulan Pembuatan pupuk organik dari eceng gondok berhasil dilakukan dengan baik dan memberikan pengalaman nyata kepada siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan serta memanfaatkan sumber daya lokal. Eceng gondok yang awalnya dianggap gulma dapat diolah menjadi kompos yang bermanfaat bagi tanaman. Kegiatan ini membantu siswa memahami konsep daur ulang, ekosistem, dan keterampilan ilmiah sederhana.