Garut, Oktober 2025 — Inovasi pembelajaran EcoScience Project yang dikembangkan oleh SMPN 1 Karangpawitan semakin mendapat perhatian luas setelah resmi diimbaskan dalam kegiatan MGMP IPA Rayon 1 dan Pelatihan Mandiri Guru IPA di Lokus SMPN 2 Garut. Kegiatan yang berlangsung sepanjang bulan Oktober ini menjadi momentum penting dalam penyebarluasan praktik baik pembelajaran IPA berbasis lingkungan yang dinilai berhasil meningkatkan literasi sains, sikap peduli lingkungan, dan keterampilan abad 21 peserta didik.

Kegiatan pengimbasan pertama dilaksanakan pada pertemuan MGMP IPA Rayon 1 yang dipusatkan di Aula SMPN 1 Garut. Dalam kesempatan tersebut, Indah Timur Wati, S.Pd., guru IPA sekaligus inisiator EcoScience Project, memaparkan perjalanan program mulai dari identifikasi masalah lingkungan di sekitar sekolah, proses penelitian siswa, hingga implementasi proyek pengolahan eceng gondok menjadi pupuk organik. Ia menjelaskan bagaimana potensi lingkungan sekitar—yang selama ini dianggap sebagai permasalahan, seperti pencemaran air dan pertumbuhan eceng gondok yang masif—dijadikan sebagai laboratorium hidup untuk pembelajaran mendalam berbasis proyek. Penjelasan tersebut mendapatkan antusiasme tinggi dari para guru peserta MGMP, yang menilai program ini sebagai contoh pembelajaran IPA kontekstual yang mudah diterapkan dan sangat relevan dengan Kurikulum Merdeka.
Pada sesi diskusi MGMP, para guru terlibat aktif bertanya mengenai langkah teknis pelaksanaan EcoScience Project, mulai dari cara pengambilan sampel air, penggunaan indikator uji kualitas air, proses fermentasi eceng gondok, hingga strategi asesmen formatif dalam pembelajaran berbasis proyek. Banyak guru yang menyampaikan bahwa konsep EcoScience Project memberikan inspirasi baru untuk memanfaatkan potensi lingkungan di sekolah masing-masing, terutama dalam materi ekosistem, pencemaran lingkungan, dan perubahan lingkungan.
Pengimbasan kedua dilanjutkan melalui Pelatihan Mandiri Guru IPA di SMPN 2 Garut, yang menjadi lokus pembelajaran kontekstual berbasis proyek. Dalam kegiatan ini, peserta tidak hanya menerima materi, tetapi juga diajak mempraktikkan langsung tahapan EcoScience Project. Guru-guru melakukan kegiatan identifikasi lingkungan sekitar sekolah, simulasi pengambilan data lapangan, uji pH dan kekeruhan air di laboratorium, serta praktik pembuatan pupuk organik cair dan padat dari eceng gondok. Melalui kegiatan praktik tersebut, peserta pelatihan mendapatkan wawasan bahwa pembelajaran IPA tidak selalu membutuhkan alat laboratorium yang mahal, namun dapat memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia.

Pelatihan ini juga memperlihatkan bagaimana siswa SMPN 1 Karangpawitan selama ini menjalankan proyek secara kolaboratif dan mandiri. Video dokumentasi yang ditampilkan menunjukkan proses pengamatan siswa di saluran irigasi, percobaan di laboratorium, hingga pameran hasil proyek pada kegiatan sekolah. Para peserta pelatihan menyampaikan bahwa pengalaman tersebut sangat membantu mereka memahami implementasi nyata Kurikulum Merdeka, khususnya dalam pembelajaran kontekstual berbasis PjBL (Project Based Learning) dan pengembangan profil Pelajar Pancasila.
Kegiatan pengimbasan ini mendapat dukungan penuh dari kepala sekolah SMPN 1 Karangpawitan dan pengurus MGMP IPA Kabupaten Garut. Dukungan tersebut memperkuat komitmen bersama untuk memperluas praktik baik di berbagai sekolah, terutama dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di Garut. Ketua MGMP IPA Rayon 1 menyampaikan bahwa EcoScience Project bukan hanya sekadar proyek pembelajaran IPA, tetapi juga gerakan lingkungan berkelanjutan yang sejalan dengan program Adiwiyata.
Melalui kegiatan yang berlangsung pada Oktober 2025 ini, EcoScience Project secara resmi menjadi salah satu praktik baik yang direkomendasikan dalam forum MGMP, serta menjadi program yang siap direplikasi oleh sekolah lain. SMPN 1 Karangpawitan berharap bahwa melalui pengimbasan ini, semakin banyak sekolah yang memanfaatkan isu lingkungan sebagai sumber belajar, sehingga pembelajaran IPA menjadi lebih relevan, mendalam, dan berdampak positif bagi generasi muda maupun lingkungan sekitar.
Dengan demikian, EcoScience Project bukan hanya mengubah eceng gondok menjadi produk bermanfaat, tetapi juga menjadi gerakan pembelajaran berkelanjutan yang memperkuat literasi sains, karakter peduli lingkungan, dan kolaborasi antar pendidik di Kabupaten Garut.
Tinggalkan Komentar