KH. Sirojul Munir (1958–2025): Ulama Hambel, Pengayom Umat, dan Patriot Pendidikan Garut

Oleh Dr. Budi Suhardiman, M.Pd.
(Kepala SMPN 1 Karangpawitan)

Garut berduka. Telah berpulang ke rahmatullah seorang ulama dan tokoh masyarakat yang penuh dedikasi, KH. Sirojul Munir, pada Rabu, 30 Juli 2025 pukul 12.45 WIB di RSU dr. Slamet Garut, dalam usia 67 tahun.
Almarhum dikenal luas sebagai pribadi yang rendah hati (hambel), santun, penuh kasih, dan memiliki semangat pengabdian yang tinggi. Beliau tidak hanya hadir sebagai ulama di atas mimbar, tetapi juga sebagai pemimpin yang turun langsung menyentuh kebutuhan umat dan masyarakat, lintas usia, golongan, dan latar belakang sosial.
Pemimpin Masyarakat dan Pendidikan
Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut selama dua periode, KH. Sirojul Munir selalu menjadi rujukan dalam menyikapi berbagai isu keagamaan dan sosial kemasyarakatan. Beliau memiliki gaya komunikasi yang sejuk dan solutif, cepat dalam merespons persoalan, tanpa menimbulkan kegaduhan. Beliau berhasil menyeleaikan berbagai aliran sesat yang sempat mencuat di Garut. Beliau juga yang menggagas ajengan masuk sekolah untuk menekan tindak kekerasan pada anak dan paham radikalisme di kabupaten Garut.
Tak hanya fokus pada bidang dakwah, beliau juga menunjukkan kepedulian luar biasa terhadap dunia pendidikan. Ia aktif menjadi ketua komite di beberapa sekolah terkemuka di Garut, antara lain di SMPN 2 Garut, SMPN 1 Bayongbong, SMKN 9 Garut. Beliau juga tercatat sebagai perintis pendirian SMAN 19 Garut.
Semangat penulis untuk terus membangun SMPN 2 Garut (2015-2022) tidak lepas dari dorongan luar biasa dari almarhum yang pada waktu itu menjadi komitenya. KH. Sirojul Munir menunjukkan jiwa kepemimpinan yang bijak, inklusif, dan mampu menyatukan berbagai pandangan demi kemajuan pendidikan. Beliau selalu memberikan nasihat seperti seorang ayah kepada anaknya. Nasihat yang sampai hari ini masih penulis ingat yaitu “jangan takut selama kita menjalankan aturan.”
Hubungan penulis dengan almarhum terus berlanjut. Bahkan dua minggu sebelum wafat, penulis sempat bertemu di kantor MUI diskusi serius tentang arah masa depan pendidikan di kabupaten Garut. Kondisinya memang sakit, tetapi semangatnya untuk terus memberikan manfaat bagi kemajuan Garut luar biasa. Inilah barangkali yang harus diteladani kita semua.
Kiprah Politik yang Santun
KH. Sirojul Munir menunjukkan keberanian dan semangat pengabdian kepada daerahnya dengan mencalonkan diri sebagai calon Bupati Garut periode 2014–2019, berpasangan dengan dr. Iwan Suwarsa, M.Kes. Meskipun belum terpilih, langkah ini menunjukkan bahwa beliau memiliki kepedulian besar terhadap tata kelola pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat, serta siap membawa perubahan di kabupaten Garut.
Warisan Teladan
KH. Sirojul Munir memang sudah meninggalkan kita semua dan menyisakan duka yang mendalam. Namun mewariskan nilai-nilai, keteladanan, dan semangat perjuangan yang tak lekang oleh waktu. Warisan yang almarhum tinggalkan sebagai berikut.
Semangat yang tinggi untuk terus menjadi manusia yang bermanfaat bagi umat.
Peduli terhadap pendidikan.
Mudah didekati, ramah, dan tidak berjarak.
Konsisten menjaga nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin.
Aktif dalam menyatukan umat dan membangun jembatan antar-lembaga.
Menjunjung tinggi etika dalam berdakwah, bermasyarakat, maupun berpolitik.
Penulis secara pribadi sangat kehilangan. Penulis menyaksikan dan merasakan langsung kesungguhan, keluwesan, dan kecintaan beliau terhadap dunia pendidikan. Beliau bukan hanya pemikir, tetapi juga pelaksana yang bekerja dengan hati. Di dalam kondisi sakitpun, beliau masih banyak memikirkan masa depan pendidikan di Garut.
Sungguh, beliau adalah sosok teladan yang sulit tergantikan. Semoga ada pengganti dan penerus cita-citanya. Selamat jalan sang panutan! Surga sudah rindu menunggumu.